Strategi Ekonomi Berbasis Pesantren! Raker OPOP Kalsel 2024 Hasilkan Program Miliaran Rupiah
Pesta Raker
Banjarbaru – KALSELBABUSSALAM.COM
Rapat Kerja (Raker) One Pesantren One Product (OPOP) Kalimantan Selatan tahun 2024 yang berlangsung di Asrama Haji Banjarbaru, telah resmi dibuka pada 2 Oktober 2024 oleh Sekretaris Daerah Kalsel. Dalam rapat ini, pondok pesantren se-Kalimantan Selatan mendapatkan suntikan semangat baru dengan berbagai program strategis yang diharapkan mampu mengubah wajah ekonomi pesantren di wilayah tersebut.
Kalimantan Selatan memiliki 318 pondok pesantren dengan sekitar 110 ribu santri. Lebih dari 40% pondok pesantren di Kalsel memiliki potensi besar di bidang ekonomi, seperti pertanian, peternakan, perikanan, hingga usaha mikro kecil menengah. Tak tanggung-tanggung, dalam rapat tersebut, pemerintah daerah menyatakan komitmennya untuk membantu pembentukan badan hukum koperasi di 25 pesantren pada tahun 2024.
Sambutan Kadis Koperasi dan UMKM mewakili Sekda Prov
Ketua Harian OPOP Kalsel, Gusti Yanuar Nor Rifai, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Koperasi Kalsel, menegaskan pentingnya peran pondok pesantren dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis syariah dan inklusi keuangan. “Pemerintah berkomitmen untuk mendorong kemandirian pondok pesantren, mulai dari bantuan badan hukum, pelatihan peningkatan sumber daya manusia, hingga akses permodalan,” ujarnya.
Raker ini turut mengundang beberapa narasumber yang telah sukses dalam dunia bisnis berbasis pesantren. Di antaranya, H. Hermansyah yang memiliki enam lembaga pendidikan dan bisnis pertanian, serta Ustaz Mohamad Rouf, pengusaha ayam dengan kapasitas produksi mencapai ratusan ribu ekor per tahun. Inspirasi juga datang dari Ustaz Ali Bustomi, pemilik beberapa unit bisnis seperti mini market dan bisnis kuliner yang sukses menembus pasar Kalsel.
Gus Aziz Naziullah, Sekretaris Kopontren Nurul Hijrah Jorong, berbagi kisah bagaimana pondok kecil dengan santri sekitar 350 orang bisa menghasilkan keuntungan besar dari usaha koperasi. "Kami bisa membagikan keuntungan usaha hingga Rp 20 miliar per tahun dan telah menyalurkan dana CSR sebesar lebih dari Rp 2 miliar untuk masyarakat sekitar," ungkapnya.
Pesantren kecil di pelosok desa ini kini menjadi contoh sukses bagaimana pondok pesantren dapat berkontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat sekitar.
Penyerahan bantuan kepada anggota OPOP masing masing sebesar 50 juta
Raker yang berlangsung selama dua hari ini menghasilkan beberapa rekomendasi penting, di antaranya adalah terus memperluas program OPOP agar lebih banyak pondok pesantren yang dapat merasakan manfaatnya. Saat ini, baru 35 pondok pesantren yang terlibat dari total 318 yang ada di Kalimantan Selatan.
Cendera mata kepada narasumber
Selain itu, Kopontren Sekunder Kalsel Babussalam yang menaungi seluruh koperasi pondok pesantren di wilayah tersebut, merencanakan beberapa program ambisius di tahun 2025. Program tersebut meliputi pengelolaan usaha kuliner terpadu dan perkebunan kopi yang bekerja sama dengan pihak ketiga.
Dengan berbagai program yang disepakati, Raker OPOP Kalsel 2024 ini bukan hanya sekadar diskusi, tetapi langkah nyata menuju kemandirian ekonomi berbasis pesantren yang diharapkan mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan secara keseluruhan.(Ainah)