Pemkab Kotabaru Gencar Sosialisasi! Cegah Pernikahan Dini untuk Tekan Stunting, Aplikasi Canggih Diluncurkan!
Kotabaru — KALSELBABUSSALAM.COM
Pemerintah Kabupaten Kotabaru tidak main-main dalam upaya menekan angka stunting. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB), sosialisasi besar-besaran dilakukan untuk mencegah pernikahan dini sebagai salah satu strategi kunci. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Grand Surya, Kamis (03/10/2024), dan dihadiri oleh berbagai pihak penting.
Plh. Sekretaris Daerah Kotabaru, H. Hairul Aswandi, SE., M. Si., menegaskan pentingnya pendewasaan usia perkawinan sebagai langkah awal untuk mencegah stunting. “Pernikahan di usia dewasa bukan hanya soal kesiapan mental, tapi juga mencegah dampak kesehatan serius seperti kematian ibu dan anak serta masalah psikologis seperti kehamilan yang tidak diinginkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Hairul mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam menurunkan angka stunting dari hulu. Salah satu gebrakan teranyar adalah peluncuran aplikasi Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil) oleh BKKBN. Aplikasi ini diharapkan mampu membantu calon pengantin dalam mempersiapkan kesehatan mereka sebelum pernikahan, dengan layanan seperti konseling kesehatan pra-nikah dan imunisasi.
Dengan usia pernikahan ideal di usia 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria, Pemkab Kotabaru bersama BKKBN dan Kemenag menargetkan pengurangan drastis pernikahan dini yang kerap kali menjadi pemicu stunting. Pernikahan di bawah usia 20 tahun, menurut pakar kesehatan, berisiko tinggi menyebabkan berbagai masalah, termasuk stunting pada anak.
Salah satu langkah konkret yang disarankan adalah pendaftaran calon pengantin ke KUA dan Puskesmas tiga bulan sebelum pernikahan untuk mendapatkan konseling dan imunisasi. Bahkan, aplikasi Elsimil diprogram untuk terus memantau kesehatan calon pengantin hingga hari pernikahan tiba.
Dalam kegiatan ini, berbagai narasumber dari BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan, Dinas Kesehatan Kotabaru, Kemenag, dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) turut memberikan pandangan dan informasi mengenai pentingnya sinkronisasi data calon pengantin. Data yang terintegrasi seperti Elsimil dan Simkah akan mempermudah intervensi baik secara spesifik maupun sensitif dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Dengan kolaborasi berbagai pihak, Kabupaten Kotabaru optimis mampu menurunkan angka stunting secara signifikan. Tidak hanya menyasar calon pengantin, tetapi juga mendorong kesadaran masyarakat untuk memahami pentingnya usia matang dalam membangun keluarga yang sehat dan sejahtera.
Kehadiran tokoh penting seperti Kepala Dinas PPPAPPKB Kotabaru, Kepala Dinas Kesehatan Kotabaru, hingga perwakilan BKKBN dan Forkopimda, mempertegas komitmen pemerintah daerah dalam menghadapi krisis stunting. Inovasi teknologi seperti aplikasi Elsimil kini menjadi garda depan dalam memastikan generasi mendatang lahir sehat dan bebas stunting.
Pemkab Kotabaru mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program ini dan bersama-sama mewujudkan keluarga yang kuat, sehat, dan sejahtera.(Ainah)