Nasionalisme di Balik Jeruji: Ratusan Warga Binaan Lapas Banjarbaru Antusias Ikuti Pemungutan Suara Ulang
Banjarbaru, KALSELBABUSALAM.COM– Semangat demokrasi membara di balik tembok Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Banjarbaru. Sebanyak 314 warga binaan yang terdaftar sebagai pemilih tetap antusias mengikuti Pemungutan Suara Ulang (PSU) pada Sabtu, 19 April 2025. Partisipasi aktif ini menuai apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Pelaksana Harian (PLH) Lapas Kelas IIB Banjarbaru, Thamrin.
Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 903 Lapas Banjarbaru, Dedi Safitri, yang terjun langsung mengawal jalannya PSU, mengungkapkan rasa salutnya terhadap kesadaran hak pilih para warga binaan. "Ini adalah momen penting yang menunjukkan betapa tingginya kesadaran kewarganegaraan mereka," ujarnya di lokasi.
Senada dengan hal tersebut, PLH Lapas Kelas IIB Banjarbaru, Thamrin, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kelancaran PSU di lingkungan yang dipimpinnya. "Syukur alhamdulillah, pemungutan suara hari ini berjalan lancar dan kondusif," ungkap Thamrin kepada awak media.
Lebih lanjut, Thamrin menyampaikan harapannya agar pemimpin Banjarbaru terpilih nantinya dapat memberikan dampak positif bagi warga binaan Lapas. "Siapa pun yang terpilih, semoga bisa menjadi yang terbaik dan memberikan hal baik untuk warga binaan lembaga pemasyarakatan," tegasnya.
Berdasarkan data sementara yang dipaparkan Thamrin, sebanyak 223 pemilih aktif dari Lapas Kelas IIB Banjarbaru telah menggunakan hak suaranya, termasuk beberapa pemilih tambahan yang baru terdata. Pelaksanaan pemungutan suara sendiri terpusat di tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berlokasi di lapangan Lapas. Thamrin menjelaskan bahwa pihaknya masih mengacu pada penempatan TPS saat pemilihan gubernur sebelumnya, mengingat statusnya sebagai pemungutan suara ulang.
Partisipasi aktif ratusan warga binaan dalam PSU ini menjadi catatan penting dalam praktik demokrasi di Banjarbaru. Kesadaran mereka akan hak dan kewajiban sebagai warga negara, meski dalam keterbatasan, menunjukkan tingginya rasa nasionalisme dan komitmen terhadap proses demokrasi yang sehat. Momen ini sekaligus menjadi pengingat bahwa hak suara adalah hak fundamental bagi setiap warga negara, tanpa terkecuali.(Tim)